"ibu-ibu mempunyai mata hati yang lebih lembut"
Jakarta, FKPT Center – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bidang Perempuan dan Anak kembali mengadakan kegiatan “Ngobrol Perempuan TOP” (Inspirasi Perempuan Teladan, Optimis Dan Produktif) Dalam Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme Melalui FKPT Provinsi Jawa Barat, Rabu (31/3/2021) secara hybrid (daring dan luring). Dalam kegiatan tersebut dihadiri sejumlah narasumber yang sangat menginspiratif yaitu, Kolonel Pas. Drs. Sudjatmiko selaku Kasubdit Kontra Propaganda, Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si. Guru Besar Psikologi UIN Gunung Jati Bandung dan Dra. Diena Haryana, M.A. sebagai Pegiat Perlindungan hak perempuan dan anak.
Dalam paparannya, Kolonel Pas. Drs. Sudjatmiko menyampaikan bahwa hal yang melatar-belakangi aksi terorisme adalah paham ideologi yang dianut. Paham ideologi yang dimaksut adalah yang mengatas-namakan agama. Kasubdit Kontra Propaganda mengambil contoh kasus bom di Surabaya pada tahun 2018 yang dilakukan oleh satu keluarga, hal ini merupakan fitnah terhadap agama tertentu dan menjadi musuh bersama.
Dalam aksi terorisme, terdapat tahapan yang sebelumnya telah dilalui seseorang sehingga akhirnya menjadi terorisme. Tahapan tersebut secara urut disebutkan yaitu, intoleran, radikal dan terorisme. "terorisme pasti radikal orangnya, pasti intoleran orangnya." Ungkap Kasubdit Kontra Propaganda dalam paparannya.
"Ajaran agama kita (islam) mengajarkan kelembutan, mengajarkan rahmatan lil alamin," lanjutnya, oleh sebab itu dia menekankan untuk berhenti mengikuti ustad yang dianggap radikal, karena merupakan sumber permasalahan penyebaran radikalisme di masyarakat.
Kolonel Pas. Drs. Sudjatmiko juga mengajak ibu-ibu untuk melarang anaknya jika terpantau mengikuri ustad yang dianggap radikal tersebut. Menurutnya kiprah ibu-ibu (perempuan) adalah kontra narasi dimana memiliki kiprah yang besar dalam menyampaikan pesan-pesan damai kepada anak-anak.
Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si. mengatakan bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Maka dengan soft power approach yang dimiliki kaum perempuan terutama ibu, keluarga akan menjadi damai dan Indonesia semakin kuat, menuju kejayaan dan menjaga NKRI, serta paham radikalisme maupun terorisme dapat dicegah.
Peristiwa terorisme akhir akhir ini melibatkan perempuan dalam aksinya, menurut Pegiat Perlindungan hak perempuan dan anak, perempuan dimanfaatkan untuk turut ambil peran dalam terorisme, karena perempuan memiliki soft approach yang baik, sehingga mudah untuk mempengaruhi orang lain tanpa disadari, hal inilah yang dimanfaatkan (oleh oknum teroris). Menurutnya peranan manusia di bumi haruslah menjadi juru damai dan merawat lingkungan hidup.