• info@fkptcenter.or.id
  • login

fkpt

FKPT Center

Bersama Merajut Tali Perdamaian

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional dan Internasional
    • Informasi
    • Opini
  • Kegiatan
    • Pemuda dan Pendidikan
    • Agama, Sosial dan Budaya
    • Media, Hukum dan Humas
    • Perempuan dan Anak
    • Pengkajian dan Penelitian
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Dokumen
    • TERBARU! LOMBA BNPT 2022
    • Informasi Lomba FKPT Center Tahun 2021
    • LOMBA PANTUN BNPT 2021
    • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021
    • Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019
    • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indenesia Nomor 339/1792/SJ
    • Pedoman Umum, Juklak, dan Juknis
    • Standar Operasional Prosedur FKPT Center
    • Lomba Pidato Pancasila BNPT 2020
    • Lomba Inovasi Pembelajaran Inspiratif Pendidikan Agama Berbasis TIK
    • BNPT Video Festival V
    • Lomba Karya Jurnalistik 2020
    • LOGO FKPT
    • Materi
  • Riset
  • Kontak Kami
  • Registrasi
You are at : Beranda » Berita » Detail

Peristiwa Sigi dan Kemanusiaan Kita

08 Dec 2020 244 Views

“Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya” (HR. At-Tirmidzi)

27 November 2020 bisa disebut sebagai hari kelam bagi upaya pelestarian perdamaian di Indonesia. Di Desa Lembatongoa, Kec./Kabupaten Sigi, terjadi peristiwa yang menyayat hati dan nurani kita sebagai manusia. Empat orang sekeluarga tewas dibantai oleh beberapa orang yang diduga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di bawah pimpinan Ali Kalora. “Warga setempat ketakutan dan lari menyelamatkan diri ke arah hutan,” kata Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, menggambarkan trauma warganya.
 
Peristiwa memilukan ini menambah panjang daftar kejahatan terorisme di Indonesia, mengoyak perdamaian yang selama ini kita perjuangankani. Sejenak mari tundukkan kepala untuk berdoa, semoga tidak ada lagi kekerasan, kekejaman, dan bahkan pembunuhan atas nama apapun.

Kekejaman yang dilakukan kelompok MIT dengan membantai sipil tak berdosa, membuat kita bertanya-tanya apakah masih ada sisi kemanusiaan di dalam diri mereka yang selama ini mengklaim dirinya sebagai mujahid?. Dikutip dari www.mui.or.id, jihad dimaknai sebagai pengerahan daya dan upaya untuk mencapai sebuah kebaikan, dan mujahid adalah orang yang melakukannya. Jika merujuk kepada makna jihad dan mujahid di atas, apakah tindakan kelompok MIT ini dapat diterima perbuatannya sebagai usaha untuk mencapai kebaikan?  

Krisis kemanusiaan, itulah yang mungkin terjadi pada masing-masing pribadi anggota MIT. Situasi itu bisa terjadi karena sikap intoleransi, ketidakmampuan menghormati dan menghargai sesama umat manusia, tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras. Sikap intoleran pada ujungnya membuat seseorang merasa paling benar, menolak adanya perbedaan, dan memiliki kecenderungan keras dalam berujar dan bertindak. Pada titik itulah tindakan teror bisa dengan mudah dilakukannya. Maka tak salah rasanya jika Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar, mendefinisikan terorisme sebagai fenomena yang terjadi di hilir, di mana hulunya adalah intoleransi.
 
Intoleransi sendiri bisa menjangkiti siapa saja. Sikap itu biasanya terjadi ketika seseorang merasa menegakkan ajaran agama, sementara pengetahuan dan pemahamannya tentang agama belumlah paripurna. Pun demikian dengan anggota MIT, mereka menyebut aksinya sebagai jihad menjalankan perintah agama, sedangkan agama memaknai jihad sebagai upaya menghadirkan kebaikan. Kita semua tentu sepakat, membunuh bukanlah tindakan baik, apapun alasan dan situasi yang melatarinya.

Sebagai Muslim, saya meyakini agama yang saya anut mengajarkan kepada umat manusia untuk tidak saja melakukan hal-hal yang buruk dan bertentangan dengan kemanusiaan. Saya percaya, agama lain yang keberadaannya diakui di Indonesia, juga mengajarkan hal serupa. Bahkan hal-hal yang tidak bermanfaatpun agar ditinggalkan.

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ اْلمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ     

“Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya” (HR. At-Tirmidzi)

Para anggota MIT pada akhirnya tidak saja merendahkan dan melecehkan makna jihad yang mulia dengan perbuatan terkutuk. Sebaliknya, mereka telah memperkosa nilai-nilai kemanusiaan yang merupakan buah dari ajaran dan nilai-nilai ke-Tuhan-an yang ada di dalam ajaran agama.

Kita semua harus sadar bahwa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai reputasi masyarakatnya yang terkenal ramah, peduli, guyub, gotong royong dan mempunyai rasa saling memiliki yang tinggi. Rasa kemanusiaan kita harus berontak dan melawan segala bentuk kekerasan dan pembunuhan atas nama apapun. Pemerintah dan aparat penegak hukum di dalam mengejar para pelaku harus mendapat dukungan dari segenap masyarakat luas agar di masa yang akan datang tidak terjadi lagi kisah memilukan seperti ini. [*]


*) Penulis adalah Andi Noor Fitrah Syarifin, Staf Subdit Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Pencegahan BNPT

Previous Article :

Benarkah Kelompok Radikal Minoritas yang Hanya Berisik di Medsos?

Next Article :

BNPT Kerjasama UNUSIA Bedah Buku Mantan Napi Teroris

Related Articles

Nasionalisme Dan Pegawai KPK Tidak Lolos Tes Wawasan Kebangsaan

20 May 2021

RADIKALISASI DI DUA DUNIA

22 Dec 2020

Guru Pendidikan Agama adalah Ujung Tombak Pencegahan Terorisme

12 Dec 2020

Dokumen

  • TERBARU! LOMBA BNPT 2022

  • Informasi Lomba FKPT Center Tahun 2021

  • LOMBA PANTUN BNPT 2021

  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021

  • Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019

  • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indenesia Nomor 339/1792/SJ

  • Pedoman Umum, Juklak, dan Juknis

  • Standar Operasional Prosedur FKPT Center

  • Lomba Pidato Pancasila BNPT 2020

  • Lomba Inovasi Pembelajaran Inspiratif Pendidikan Agama Berbasis TIK

  • BNPT Video Festival V

  • Lomba Karya Jurnalistik 2020

  • LOGO FKPT

  • Materi

Opini

Nasionalisme Dan Pegawai KPK Tidak Lolos Tes Wawasan Kebangsaan

20 May 2021

RADIKALISASI DI DUA DUNIA

22 Dec 2020

Guru Pendidikan Agama adalah Ujung Tombak Pencegahan Terorisme

12 Dec 2020

Peristiwa Sigi dan Kemanusiaan Kita

08 Dec 2020

Desain Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Critical Media Literacy

07 Sep 2020

Kontak

Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC)
Jl. Anyar, Kel. Leuwinutug Kec. Citeureup, Sentul
Bogor , Jawa Barat 16810

+62 813-4368-9888

info@fkptcenter.or.id

Follow Us On

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme

Sulawesi TenggaraSulawesi BaratGorontaloKalimantan UtaraNusa Tenggara TimurBengkuluAceh DarussalamJambiJawa TimurKepulauan RiauKalimantan SelatanSulawesi SelatanSulawesi TengahKalimantan BaratJawa BaratSulawesi UtaraNusa Tengara BaratKepulauan Bangka BlitungMaluku UtaraSumatera BaratDKI JakartaDaerah Istimewa YogyakartaLampungBaliSumatera SelatanBantenKalimantan TengahMalukuKalimantan TimurRiauSumatera UtaraJawa Tengah
© Copyright 2017, All Rights Reserved
Powered by : orbitbumi.co.id