• info@fkptcenter.or.id
  • login

fkpt

FKPT Center

Bersama Merajut Tali Perdamaian

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional dan Internasional
    • Informasi
    • Opini
  • Kegiatan
    • Pemuda dan Pendidikan
    • Agama, Sosial dan Budaya
    • Media, Hukum dan Humas
    • Perempuan dan Anak
    • Pengkajian dan Penelitian
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Dokumen
    • TERBARU! LOMBA BNPT 2022
    • Informasi Lomba FKPT Center Tahun 2021
    • LOMBA PANTUN BNPT 2021
    • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021
    • Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019
    • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indenesia Nomor 339/1792/SJ
    • Pedoman Umum, Juklak, dan Juknis
    • Standar Operasional Prosedur FKPT Center
    • Lomba Pidato Pancasila BNPT 2020
    • Lomba Inovasi Pembelajaran Inspiratif Pendidikan Agama Berbasis TIK
    • BNPT Video Festival V
    • Lomba Karya Jurnalistik 2020
    • LOGO FKPT
    • Materi
  • Riset
  • Kontak Kami
  • Registrasi
You are at : Beranda » Berita » Detail

RADIKALISASI DI DUA DUNIA

22 Dec 2020 378 Views

Setiap tahun, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi, melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan bahan kebijakan dan strategi khususnya di bidang Pencegahan. Riset tahun 2020 bertemakan “Penguatan Kebhinnekaan dan Literasi Digital dalam Menangkal Radikalisme”. Survei tahun ini yang melibatkan 13.700 responden, ingin mengukur potensi radikalisme di masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menemukan daya tangkal yang efektif melawan terpaan paham radikal terorisme di masyarakat.

Penelitian tahun 2020 merupakan kelanjutan dari temuan penelitian sebelumnya. Pada tahun 2019, ditemukan bahwa dimensi pendididikan kebhinnekaan pada anak memiliki skor paling rendah (53.11), karenanya salah satu tujuan penelitian tahun ini mendalami potret pemahaman dan sikap masyarakat terhadap kebhinnekaan. Di saat yang sama, berdasarkan data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2018 menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia mencapai 64.8%. Diprediksi, penggunaan internet makin tinggi di kalangan yang makin muda. Generasi yang lebih muda dikenal dengan istilah generasi milenial atau yang lebih muda lagi disebut Gen Z. 

Gen Z adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Generasi milenial lahir dari tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Gen X lahir dari tahun 1965 sampai dengan tahun 1980, dan generasi yang lahir sebelumnya, lahir tahun 1946 sampai dengan tahun 1964, disebut boomers.

Mayoritas responden penelitian BNPT/FKPT mengakses internet (75.5%). Gen Z yang mengakses internet (93%), milenial (85%), gen X (54%), dapat dikatakan semakin muda, semakin aktif di internet. Mayoritas responden sudah pada kategori medium user (aktif mengakses internet perhari 1-3 jam).

Netizen, warga dunia maya yang mengakses internet, kebanyakan mengaku pernah menerima konten keagamaan (83%), mencari konten keagamaan (77%), dan menyebar konten keagamaan (52%). Mayoritas mencari konten keagamaan via YouTube (77%), dengan durasi pendek (kurang dari 30 menit). Besar kemungkinan konten yang dilihat kurang utuh. Patut dicermati, pemuka agama yang “tegas” menempati urutan ketiga (34.6%), dari pertimbangan mereka dalam memilih penceramah, setelah dianggap memiliki kedalaman ilmu (65.9%), dan humoris (57.8%).

Radikalisasi kepada mereka yang lebih muda menggunakan internet tercermin dari temuan penelitian tahun 2020. Survei membuktikan indeks potensi radikalisme pada generasi Z mencapai 12.7%, pada milenial mencapai 12.4%, dan pada generasi X mencapai 11.7%. Artinya indeks potensi radikalisme lebih tinggi pada generasi yang lebih muda (gen Z dan milenial) dibanding generasi sebelumnya.

Netizen yang aktif mencari konten keagamaan di internet memiliki indeks potensi radikalisme yang lebih tinggi dibanding dengan netizen yang kurang aktif mencari konten keagamaan di internet. Indeks potensi radikalisme pada mereka yang aktif mencari konten keagamaan di internet mencapai 12.6%, sedangkan indeks potensi radikalisme pada mereka yang kurang aktif mencari konten keagamaan di internet mencapai 10.8%. Indeks potensi radikalisme pada netizen yang menyebar konten keagamaan ternyata lebih tinggi dibanding netizen yang tidak menyebar konten keagamaan. Indeks potensi radikalisme pada netizen yang menyebar konten keagamaan mencapai 13.3%, sedangkan netizen yang tidak menyebar konten keagamaan memiliki indeks potensi radikalisme sebesar 11.2%.

Sayangnya literasi digital belum mampu menjadi daya tangkal yang efektif. Literasi digital yang diukur dari prilaku AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share), belum sepenuhnya dipraktikkan oleh mayoritas responden. Hal ini ditunjukkan dari nilai korelasi antara kedua variable yang tidak signifikan. Prilaku AISAS juga belum mampu mendorong peningkatan tingkat kebhinnekaan. Prilaku AISAS yang belum menjadi daya tangkal yang efektif dalam mereduksi radikalisme, disebabkan proporsi netizen yang berpilaku AISAS masih rendah (5.8%).

Hasil penelitian BNPT/FKPT ini mengkonfirmasi fenomena transformasi pola penyebaran radikalisme. Sebelumnya di dunia nyata melalui berbagai saluran seperti komunikasi langsung (dakwah, diskusi, pertemanan), media cetak (buku, majalah, bulletin), lembaga pendidikan (sekolah, pesantren, perguruan tinggi), dan hubungan kekeluargaan dalam bentuk pernikahan atau hubungan kekerabatan lain. Sekarang radikalisme telah nyata merambah ke dunia maya, menyasar anak muda. Pertanyaannya kemudian, what has to be done?

*) Penulis adalah Teuku Fauzansyah, Kepala Seksi Penelitian dan Evaluasi Subdit Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Pencegahan BNPT

Previous Article :

Gambarkan Indahnya Toleransi, "Cek Toko Asiong" Juarai Lomba Video Pendek BNPT

Next Article :

BNPT Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional terhadap ancaman Radikal Terorisme

Related Articles

Nasionalisme Dan Pegawai KPK Tidak Lolos Tes Wawasan Kebangsaan

20 May 2021

RADIKALISASI DI DUA DUNIA

22 Dec 2020

Guru Pendidikan Agama adalah Ujung Tombak Pencegahan Terorisme

12 Dec 2020

Dokumen

  • TERBARU! LOMBA BNPT 2022

  • Informasi Lomba FKPT Center Tahun 2021

  • LOMBA PANTUN BNPT 2021

  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021

  • Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019

  • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indenesia Nomor 339/1792/SJ

  • Pedoman Umum, Juklak, dan Juknis

  • Standar Operasional Prosedur FKPT Center

  • Lomba Pidato Pancasila BNPT 2020

  • Lomba Inovasi Pembelajaran Inspiratif Pendidikan Agama Berbasis TIK

  • BNPT Video Festival V

  • Lomba Karya Jurnalistik 2020

  • LOGO FKPT

  • Materi

Opini

Nasionalisme Dan Pegawai KPK Tidak Lolos Tes Wawasan Kebangsaan

20 May 2021

RADIKALISASI DI DUA DUNIA

22 Dec 2020

Guru Pendidikan Agama adalah Ujung Tombak Pencegahan Terorisme

12 Dec 2020

Peristiwa Sigi dan Kemanusiaan Kita

08 Dec 2020

Desain Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Critical Media Literacy

07 Sep 2020

Kontak

Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC)
Jl. Anyar, Kel. Leuwinutug Kec. Citeureup, Sentul
Bogor , Jawa Barat 16810

+62 813-4368-9888

info@fkptcenter.or.id

Follow Us On

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme

Sulawesi TenggaraSulawesi BaratGorontaloKalimantan UtaraNusa Tenggara TimurBengkuluAceh DarussalamJambiJawa TimurKepulauan RiauKalimantan SelatanSulawesi SelatanSulawesi TengahKalimantan BaratJawa BaratSulawesi UtaraNusa Tengara BaratKepulauan Bangka BlitungMaluku UtaraSumatera BaratDKI JakartaDaerah Istimewa YogyakartaLampungBaliSumatera SelatanBantenKalimantan TengahMalukuKalimantan TimurRiauSumatera UtaraJawa Tengah
© Copyright 2017, All Rights Reserved
Powered by : orbitbumi.co.id